Setelah pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus, kita semakin waspada dan cemas ketika mendengar kata “virus”. Virus Nipah, belakangan ini kembali terdengar dan menjadi perbincangan setelah kembali mewabah di India. Apa itu Virus Nipah? Apakah berpotensi untuk menjadi pandemi?
Mengenal Virus Nipah
Virus Nipah adalah virus zoonotik yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia, penyebarannya dapat melalui makanan yang telah terkontaminasi atau penyebaran antar manusia.
Masa inkubasi dari virus ini adalah 4 - 14 hari, bahkan 45 hari dalam kasus yang parah. Infeksi virus nipah dapat mengakibatkan timbulnya gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan. Gejala ini kemudian dapat diikuti oleh pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, serta ensefalitis. Beberapa individu juga mungkin mengalami masalah pernafasan serius dan dalam kasus yang parah, terjadi ensefalitis dan kejang yang dapat menyebabkan koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Sejarah Virus Nipah
Virus Nipah, pertama kali ditemukan di Malaysia pada tahun 1999. Nama ‘Nipah’ diambil dari nama daerah Sungai Nipah di Negeri Sembilan, Malaysia dimana tempat virus ini pertama kali ditemukan. Setelah di Malaysia, kasus virus ini juga pernah ditemukan di Singapura, Bangladesh, India, dan Filipina. Pada 12 September 2023, wabah penyakit akibat Virus Nipah kembali dilaporkan di wilayah Kerala, India. Dan telah tercatat 6 kasus yang telah dikonfirmasi, dengan dua kasus yang menyebabkan kematian per 18 September 2023.
Lalu, Bagaimana Penularannya?
Virus Nipah termasuk kelompok virus zoonosis yang sumber dan vektornya memungkinkan penularan dan perkembangbiakannya dari hewan liar ataupun peliharaan. Kelelawar buah dari genus Pteropus telah diidentifikasi sebagai reservoir alami dari Virus Nipah. Kelelawar yang terinfeksi menularkan virus melalui ekskresi dan sekresinya seperti air liur, urin, air mani dan kotoran.
Penularan virus nipah dapat terjadi melalui:
- Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, termasuk kontak dengan cairan tubuh seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan mereka
- Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi atau produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh dari hewan terinfeksi, seperti nira sawit atau buah yang telah terkontaminasi oleh kelelawar buah yang terinfeksi
- Berkontak dengan individu yang telah terinfeksi oleh virus Nipah atau cairan tubuh mereka, seperti droplet pernapasan, urin, atau darah
Apakah Virus Nipah Sudah Sampai Indonesia?
Hingga saat ini Virus Nipah belum ditemukan di Indonesia. Akan tetapi, menurut Dirjen P2P, Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, kemungkinan risiko penyebaran dapat terjadi mengingat letak geografis Indonesia yang berdekatan dengan negara yang melaporkan wabah.
Jangan Panik: Pendekatan One Health
Tidak perlu panik, kita bisa menerapkan pendekatan One Health dalam menghadapi Virus Nipah. One Health merupakan penerapan pendekatan yang kolaboratif dan multidisiplin lintas sektor untuk mengatasi risiko yang potensial atau sudah ada yang berasal dari interaksi antara manusia, hewan, dan ekosistem. Dalam menghadapi virus nipah, pendekatan ini semakin relevan karena dapat menginfeksi hewan terlebih dahulu sebelum menular ke manusia.
Dalam konteks kesehatan manusia, pendekatan One Health mendorong pemahaman masyarakat dan deteksi dini terhadap virus nipah pada manusia. Hal ini mencakup surveilans, penanganan yang efektif, juga pertukaran informasi yang relevan dengan para pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Kemudian, dalam konteks kesehatan hewan, One Health mendorong pemantauan dan vaksinasi pada hewan yang potensial terinfeksi untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran virus pada hewan.
Selain itu, dalam hal lingkungan, pendekatan One Health berfokus pada perlunya pemahaman lebih terkait habitat dan perilaku kelelawar dan hewan lain yang dapat menjadi inang virus, serta bagaimana aktivitas manusia dalam ekosistem dapat mempengaruhi penyebaran virus.
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti:
- Menghindari kontak langsung dengan kelelawar atau hewan yang berisiko terinfeksi oleh virus nipah
- Mencuci dengan bersih sayuran dan buah sebelum dikonsumsi, dan hindari makan buah atau sayuran yang terlihat kotor atau tampaknya telah terkontaminasi oleh hewan
- Menggunakan perlengkapan pelindung diri seperti sarung tangan, sepatu tahan air, dan pelindung wajah saat membersihkan kotoran atau urin hewan
- Mencuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah berinteraksi dengan hewan atau seseorang yang sedang sakit
- Menjauhi mengonsumsi daging kelelawar atau daging hewan yang belum dimasak dengan sempurna
Referensi:
- Aditi, & Shariff, M. (2019). Nipah virus infection: A Review. Epidemiology and infection. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6518547/
- Anugerah, P. (2023). Virus Nipah, Apakah Sudah Ada di Indonesia Dan Perlukah Kita Khawatir?. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cp3rgmvd4vjo
- Caloh, G. (2021). Penyakit Virus Nipah. Infeksi Emerging. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/penyakit-virus-nipah
- Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022).Virus nipah. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/539/virus-nipah
- World Health Organization. (2009). Nipah virus infection. World Health Organization. https://www.who.int/publications/i/item/10665-205574
- World Health Organization. (2018). Nipah virus. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/nipah-virus
- World Health Organization. (2023). Nipah virus infection - bangladesh. World Health Organization. https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2023-DON442
Artikel ditulis oleh:
Haura Nabilah Faizah
CIMSA FK Unpad
Marketing, Campaign, and Advocacy Team CIMSA 2023-2024