WHITE CANE DAY - SCORP CIMSA PEMA FK USU

WHITE CANE DAY - SCORP CIMSA PEMA FK USU

image

White Cane Day

SCORP CIMSA PEMA FK USU

Ada kutipan yang mengatakan “Mata adalah jendela hati”, kutipan tersebut berarti bahwa dari mata dapat tercermin isi hati dan perasaan seseorang. Bagi kita yang memiliki fisik yang sempurna, khususnya organ mata kutipan tersebut sangat benar adanya. Tetapi bagaimana saudara kita yang memiliki kekurangan dalam penglihatannya? Mereka yang sering sekali diabaikan hak nya dalam kehidupan sehari- hari, khususnya para anggota Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) yang kami wawancarai. Oleh karena itu, setiap tanggal 15 Oktober diperingati Hari Tongkat Putih atau White Cane Day agar dapat ditingkatkannya kesadaran masyarakat akan kondisi sesama kita yang tidak sempurna dalam penglihatan.

Tahun ini, SCORP CIMSA FK USU kembali mengadakan White Cane Day untuk yang ketiga kalinya. Sesuai dengan ranah kerja SCORP, yaitu vulnerable people, White Cane Day yang diadakan kembali menjangkau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka akan hak-hak tuna netra. White Cane Day sendiri dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2019. Pada tahun ini, yang menjadi sasaran peserta White Cane Day 2019 adalah siswa/i SMA Santo Thomas 1 Medan dan mahasiswa FK USU sebanyak 30 orang masing-masing.

     

Pada hari pertama White Cane Day, Sabtu 26 Oktober 2019, diselenggarakan di SMA Santo Thomas 1 Medan. Acara dimulai dengan adanya kata sambutan dari pihak eksternal maupun internal. Acara mulai diliput oleh DAAI TV dan dilanjutkan dengan seminar kesehatan mata yang membahas penyakit mata yang umum pada remaja dan penyakit mata Low-Vision oleh dr. Ruth Anastasia dari Sumatera Eye Center yang dilanjutkan dengan adanya small working group yang berkaitan dengan kebiasaan remaja yang tidak menjaga kesehatan mata mereka. Small working group dilaksanakan secara antusias dan penuh pesan oleh para peserta baik dari siswa SMA Santo Thomas 1 Medan dan Mahasiswa FK USU, ada yang memberikan dalam bentuk roleplay maupun menjelaskan tentang kasus mereka lebih detail. Bersamaan dengan diskusi small working group, diadakan sesi tanya jawab antara dokter dan PERTUNI, dimana PERTUNI mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan puas dengan jawaban-jawaban dokter yang kompeten. Pihak PERTUNI juga menyuarakan hak-hak mereka yang sampai sekarang belum ada dipenuhi seperti peningkatan fasilitas kesehatan mata. Acara kemudian dilanjutkan oleh workshop dari Pertuni yang bercerita tentang keseharian mereka, alat-alat yang membantu mereka dan hak-hak mereka yang selama ini belum terpenuhi. Peserta White Cane Day dengan antusias mencoba beberapa alat penunjang aktivitas kaum tunanetra seperti white cane, lensa monokuler hingga belajar menulis huruf Braille. Bersamaan dengan sesi tanya jawab antara PERTUNI dengan peserta, diadakan pemeriksaan mata bagi para peserta.

     

Selanjutnya, pada hari kedua, Minggu 27 Oktober 2019, White Cane Day berlangsung di Lapangan Merdeka dimana banyak masyarakat beraktivitas disana khususnya berolahraga, karena dilaksanakannya program Car Free Day. Kegiatan dimulai dari mengedukasi masyarakat tentang White Cane Day, hak-hak tunanetra terutama penggunaan jalur khusus guiding block yang ada di trotoar, dibagikan juga flyer kepada masyarakat yang diedukasi.  Kegiatan dilanjutkan dengan ground campaign berupa berjalan bersama PERTUNI mengelilingi Lapangan Merdeka dan menyosialisasikan kepada masyarakat yang menggunakan jalur guiding block untuk tidak menggunakan jalur guiding block lagi di luar fungsi sebenarnya, yaitu jalur khusus tuna netra berjalan. Tidak ketinggalan juga adanya pemeriksaan mata oleh Sumatera Eye Center untuk masyarakat yang berada di Lapangan Merdeka di stand White Cane Day. Kegiatan kemudian ditutup dengan flashmob White Cane Day dengan harapan menarik atensi masyarakat yang berlangsung di dalam Lapangan Merdeka.

Tidak dipungkiri, berhasilnya acara ini sangat besar karena campur tangan semua pihak eksternal, Officials CIMSA FK USU, dan para Organizing Comittee White Cane Day 2019. Melalui acara ini diharapkan telah terjadi peningkatan pada kesadaran masyarakat akan hak-hak tuna netra (vulnerable people). Selain itu diharapkan juga melalui seminar kesehatan mata, para peserta semakin menyadari dan menjaga organ penglihatan lebih baik.

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Error message here!

Back to log-in

Close
Top