SCREAM: Standing Against Crime of Pedophilia
SCORA CIMSA FK UNPAD
Kekerasan pada anak difefinisikan sebagai seluruh tindakan yang merugikan anak secara fisik, psikis, dan sosial, serta menurunkan derajat martabat anak. Salah satu tindak kekerasan pada anak yang dapat menyebabkan depresi dan trauma pada anak adalah kekerasan seksual.
Di Kota Sumedang, khususnya di Kecamatan Jatinangor, tercatat sebanyak 43 anak mengalami kekerasan seksual. Angka kasus di Kecamatan Jatinangor ini menjadi yang tertinggi dari seluruh kecamatan di Kota Sumedang pada tahun 2016. Oleh karena itu, SCORA CIMSA FK Unpad melaksanakan kegiatan yang kami beri nama SCREAM: Standing Against Crime of Pedophilia.
Sebelumnya, panitia mengadakan LPET: A Road to SCREAM, yang merupakan kegiatan upgrading bagi member SCORA CIMSA FK Unpad mengenai kekerasan seksual pada anak yang dilakukan pada Selasa, 14 November 2017. Kegiatan ini menjadi jembatan bagi member SCORA CIMSA FK Unpad untuk dapat lebih dulu paham mengenai kekerasan seksual pada anak. Materi dibawakan oleh Ibu Dianawati dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Barat.
SDN Talagamukti menjadi sekolah yang dipilih untuk di intervensi karena berdasarkan hasil assessment, siswa/i SDN Talagamukti memiliki pengetahuan yang paling rendah mengenai pedophilia dari 26 Sekolah Dasar lainnya di Jatinangor. SCREAM dilaksanakan pada Sabtu, 18 November 2017. Terdapat dua kegiatan utama yang melibatkan guru serta orang tua siswa/i dan juga peserta didik SDN Talagmukti dari kelas 2 hingga 6.
Orang tua siswa/i wali murid diberikan materi oleh Bapak Gumilar dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat. Materi yang disampaikan adalah mengenai kekerasan pada anak, pencegahannya dan bagaimana peran orang tua dalam masalah kekerasan seksual pada anak.
Sementara itu, siswa/i SDN Talagamukti yang menjadi peserta SCREAM diajak untuk berdiskusi secara aktif di grup kecil mengenai definisi kekerasan, dimana dan kapan kekerasan terjadi, dan oleh siapa kekerasan bisa dilakukan. Seluruh siswa/i sangat aktif dalam menjawab, dan secara tidak langsung panitia menemukan beberapa siswa yang pernah mengalami tindak kekerasan oleh orang dewasa. Selanjutnya seluruh peserta diberikan materi dan diputarkan video singkat mengenai kekerasan seksual dan bagaimana cara menghindarinya.
Diharapkan dengan diadakannya kegiatan SCREAM, pencegahan kekerasan pada anak, khususnya kekerasan seksual, dapat efektif dilakukan. Dan semoga kegiatan ini membawa kebermanfaatan bagi peserta dan mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh ke teman-teman sekitarnya, bahkan ke masyarakat.