SCOOBY DOO - SCOPH CIMSA Universitas Andalas
Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan, jumlah anak sekolah diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang. Dengan jumlah ini, maka anak usia sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan masyarakat Indonesia masih rendah. Bahkan, pada anak usia sekolah baru sekitar 17% yang melakukan CTPS (cuci tangan pakai sabun) dengan benar. Selain itu, masalah lain mengenai cedera karena kecelakaan lalu lintas juga menghantui kehidupan pelajar Indonesia. Sebab, cedera karena kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-10 penyebab kematian dan menempati urutan pertama di antara semua jenis cedera di dunia. Tahun 2013 lalu terdapat 101.037 kecelakaan Lalu Lintas yang merenggut nyawa 25.157 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebanyak 26.623 orang. Fakta yang membuat miris ialah, korban kecelakaan paling banyak adalah usia pelajar, yakni 15-19 tahun yang mencapai 12 persen dari total kasus sebanyak 3.157 jiwa.
Ketiga hal diatas dirasa perlu diangkat untuk diselesaikan. Maka dari itu, SCOPH CIMSA BEM KM FK UNAND mengadakan Scooby Doo guna memberikan materi mengenai CTPS dan pengatasan cedera di salah satu SMP di kota Padang, yaitu SMP Adabiah.
Scooby Doo (School by Lil’ Doctors) diadakan pada hari Sabtu, 29 September 2015. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Kurikulum SMP Adabiah dan diikuti oleh 28 orang siswa anggota ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR). Dua orang pemateri mengawali materi dengan pertanyaan mitos atau fakta. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi penanganan dan perawatan luka oleh dua pemateri lain.
Acara dilanjutkan dengan pembentukan small working group yang berisi lima anak dan dua kakak pembimbing dari SCOPH. Kemudian tiap group diberikan skenario mengenai kasus cedera dan luka. Setelah brainstorming mengenai langkah-langkah penanganan luka, tiap group diharuskan menunjukkan hasil brainstorming mereka melalui drama. Semua anak terlihat antusias dalam tiap rangkaian acara yang diberikan oleh SCOPH CIMSA Universitas Andalas.
“Hari ini, kakak-kakak SCOPH memberikan kami skenario. Dan kami melakukan drama. Dulu aku seorang pemanah, dan panahku mengenai seseorang. Ketika aku mencari bantuan, muncul seorang anak kecil dan membantu menangani luka itu. Anak kecil itu tau cara menangani luka sebab sebelumnya dia pernah mengikuti pelatihan Scooby Doo.” ujar Aldi, salah seorang peserta Scooby Doo.
Rangkaian kegiatan diatas merupakan hasil dari turun pertama Scooby Doo. Turun pertama ini cukup terbilang sukses tanpa kendala yang berarti. Acara Scooby Doo masih akan berlanjut hingga November 2015. Semoga acara ini memberikan impact yang bermanfaat kepada para anggota Scooby Doo Team.