PATIENT - SCOME CIMSA UNISSULA

PATIENT - SCOME CIMSA UNISSULA

image

PATIENT

(Phlebotomy Training Course on Module Hematopoetin)

SCOME CIMSA UNISSULA

Pada hari Sabtu, 27 Juli 2019. SCOME CIMSA UNISSULA telah melakukan kegiatan Phlebotomy Training Course on Module Hematopoetin (PATIENT).

OSCE pada modul hematopoetin ini terdiri dari empat stase utama yaitu pemeriksaan kelenjar getah bening (KGB), skill pemasangan transfusi set, pemeriksaan fisik anemi, dan phlebotomy. Dari empat stase yang diujikan pada OSCE modul hematopeitin, kami hanya memilih tentiran phlebotomy dikarenakan tingkat kesulitan skill tersebut.

     

Phlebotomy berasal dari kata Yunani ‘phleb’ dan ‘tomia’. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris atau memotong. Dulu, phlebotomy dikenal dengan istilah venasectie, venesection atau venisection.

Sedangkan phlebotomist adalah seorang tenaga medik yang telah mendapat latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Akhir-akhir ini dikenal lagi suatu teknik yaitu microcollection.

Tujuan phlebotomi adalah memperoleh sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan memperhatikan pencegahan interferensi preanalisis, memasukkannya ke dalam tabung yang benar, memperhatikan keselamatan, dan seminimal mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.

Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, pertama melalui tusukan vena (venipuncture), kedua tusukan kulit (skinpuncture), dan ketiga tusukan arteri atau nadi. Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syringe), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Dalam pengambilan darah vena, kami harus memperhatikan beberapa hal penting seperti pemasangan turniket (tali pembendung) karena melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematom. Selain itu, jarum yang dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh dapat mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah. Jika kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol, maka dapat menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol sehingga pasien akan mengalami rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan ketika dilakukan penusukan. Alat-alat yang kami gunakan saat tentiran pengambilan darah vena yaitu spuit, tourniquet, kapas alkohol, dan jarum.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk pengambilan darah vena adalah pertama menyiapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling, lalu pilih daerah lipatan siku karena memiliki ukuran pembuluh darah vena yang cukup besar. Setelah itu, disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering dan jangan dipegang lagi. Tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum 15-30 derajat. Jika tusukan berhasil, darah terlihat memasuki spuit. Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepas turniket lalu lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.

Tentiran Phlebotomy Training Course on Module Hematopoetin (PATIENT) ini kami laksanakan bersama dengan asisten laboratorium patologi klinik. Dari kegiatan ini diharapkan dapat me-empower mahasiswa kedokteran dalam meningkatkan skill kedokteran.

 

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Error message here!

Back to log-in

Close
Top