PANDEMIC NO ANXIETY
SCOPH CIMSA UNISSULA
Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan sehari-hari, baik dari aspek sosial, ekonomi, budaya. Dampak tersebut menghasilkan stresor yang cukup bermakna terhadap kondisi mental masyarakat. Berdasarkan survey kualitatif yang termuat di laman www.covid19.go.id dengan judul “Harapan dan Kecemasan pada Bulan Pertama Pandemi Covid-19 di Indonesia” pada bulan April 2020 menunjukkan tentang kondisi psikologis masyarakat di semua kalangan dalam menghadapi perubahan yang ada selama pandemi. Masyarakat Indonesia ternyata memiliki tingkat optimisme yang cukup tinggi bahwa pandemi akan berakhir pada pertengahan tahun 2020. Optimisme merupakan hal yang baik dalam kehidupan sehari untuk meningkatkan kinerja kognitif, hubungan sosial, dan juga bagi kesehatan tubuh terutama di masa seperti ini. Namun, adanya optimisme yang tinggi apabila tidak diikuti dengan hasil yang sesuai ekspektasi, dapat menyebabkan mental breakdown di kalangan masyarakat, terlebih apabila masing-masing individu tidak memberikan ruang bagi adanya kegagalan harapan yang telah ditentukan. Survey ini juga memaparkan hasil mengenai hal-hal yang paling ditakutkan oleh masyarakat selama pandemi COVID-19. Hal-hal yang paling ditakuti yakni terkait kondisi kehidupan, ekonomi, hubungan sosial, dan penularan ke kerabat. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi masyarakat selama pandemi adalah dampak kepada sosial secara umum dibandingkan dirinya sendiri. Data ini harusnya dapat menjadi landasan kampanye mengenai COVID-19, bahwa yang ditekankan adalah dampak menularan ke kerabat dibandingkan dengan ke diri sendiri supaya dapat lebih efektif.
Antusiasme peserta webinar Pandemic No Anxiety ditunjukkan dengan jumlah partisipan yang mencapai 75 orang dari berbagai universitas
CIMSA UNISSULA bekerjasama dengan Kata Djiwa, sebuah komunitas yang bergerak di bidang konseling psikologis, mengadakan webinar berjudul Pandemic No Anxiety. Tema yang diangkat dalam webinar ini, sesuai judulnya, adalah tentang pentingnya menjaga kesehatan mental terutama di masa pandemi terutama yang berkaitan dengan gangguan kecemasan. Publikasi dari acara ini dilakukan melalui akun Instagram @cimsaunissula dan akun masing-masing OC acara. Acara dimulai pada pukul 13.00 untuk registrasi sampai pukul 13.30 setelah itu dilanjutkan dengan pembukaan, sambutan, dan penyampaian materi. Sebelumnya dilaksanakan pre test dengan dua poin pertanyaan terbuka dan tujuh poin untuk pertanyaan multiple choices. Penyampaian materi diberikan oleh Maya Dita selaku founder Kata Djiwa dan praktisi psikologi. Isi dari materi yang disampaikan yakni mengenai perbedaan antara cemas dengan gangguan kecemasan, faktor pencetus gangguan kecemasan, gejala gangguan kecemasan, hingga cara menangani dan mengurangi gangguan kecemasan. Webinar dilaksanakan selama kurang lebih 2 jam, dengan acara inti yakni penyampaian materi selama 50 menit dan sesi sharing selama 20 menit. Peserta memiliki ketertarikan yang tinggi selama webinar berlangsung terutama pada saat sesi tanya jawab. Beberapa peserta bahkan menanyakan mengenai permasalahan psikologis secara umum di luar konteks pembahasan materi webinar. Pada akhir acara, dilaksanakan post test dan assestment mengenai kebermanfaatan webinar yang telah diselenggarakan.
Dua hari setelah acara webinar, terdapat pengumuman kepada enam orang yang beruntung mendapatkan doorprize berupa akun Netflix dan Canva berbayar yang dipublikasikan melalui insta story @cimsaunissula. Hasil dari webinar menunjukkan bawa terdapat peningkatan presentase jawaban benar pada post test, sehingga indikator peningkatan pengetahuan peserta webinar telah dicapai, selain itu hasil assestment kepuasan menunjukkan 100% peserta setuju bahwa webinar ini merupakan kegiatan yang bermanfaat. Semoga kedepannya dapat diadakan lagi event mengenai mental health baik online maupun offline.