IWD - SCORP & SCORA CIMSA UNS

IWD - SCORP & SCORA CIMSA UNS

image

IWD

(International Women's Day)

SCORP & SCORA CIMSA UNS

Dalam rangka memperingati International Women’s Day 2020, CIMSA FK UNS telah mengadakan kegiatan trans-SCO dari SCORP dan SCORA. Kegiatan ini mengusung tema gender-based cyber violence atau kekerasan berbasis gender online. Gender-based cyber violence berarti kekerasan pada seseorang yang didasarkan atas seks atau gender yang dilakukan di dunia maya.

Seperti yang kita ketahui, gender-based cyber violence merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi dan sedang marak terjadi. Sepanjang 2017, setidaknya ada delapan bentuk kekerasan berbasis gender online yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan, yaitu pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming), pelecehan online (cyber harassment), peretasan (hacking), konten illegal (illegal content), pelanggaran privasi (infringement of privacy), ancaman distribusi foto/video pribadi (malicious distribution), pencemaran nama baik (online defamation), dan rekrutmen online (online recruitment). Kekerasan berbasis gender online juga dapat masuk ke dunia offline, di mana korban mengalami kombinasi penyiksaan fisik, seksual, dan psikologis. Motivasi pelaku antara lain ingin membalas dendam, cemburu, marah, hasrat seksual, keuangan, dan sosial.

     

Menurut data Komnas Perempuan, terdapat peningkatan yang cukup signifikan terhadap pelaporan kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan dari tahun ke tahun. Data ini dibagi menjadi dua, yaitu data kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan langsung kepada Komnas Perempuan (KtPKP) dan kasus kekerasan yang dilaporkan kepada lembaga lain (KtPL). Dari 406.178 kasus KtPL, hanya 3% atau 13.568 kasus yang dapat diidentifikasi karena sisanya merupakan data dari pengadilan agama. Sementara itu, terdapat 1.234 kasus KtPKP tahun 2018. Dari total 1.234 kasus tersebut, ada yang tidak ditindaklanjuti sejumlah 241 kasus. Selanjutnya, bentuk kekerasan terhadap perempuan pada kasus KtPL dalam ranah privat dibagi menjadi 4, dengan kekerasan fisik (41%), kekerasan seksual (31%), dan sisanya adalah kekerasan psikis dan ekonomi.

Dari beberapa data di atas, kita dapat melihat bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan masih cukup tinggi. Akan tetapi, kasus kekerasan di dunia maya yang tercatat di 2018 hanya sebanyak 104 kasus. Hal ini terjadi karena masih banyak perempuan yang tidak paham apa saja yang termasuk dalam kasus kekerasan terhadap perempuan di dunia maya dan masih banyak yang menganggap rendah kasus kekerasan di dunia maya. Oleh karena itu, kami mengadakan talkshow dan campaign untuk meningkatkan pemahaman warga.

Pada hari Sabtu, 7 Maret 2020, kami telah mengadakan talkshow mengenai kekerasan berbasis gender online. Talkshow dibuka dengan sambutan dari PO, yaitu Hadiqa Almas Zahira dan Nanda Nickolla Bagus Adrian. Lalu dilanjutkan dengan talkshow yang dibawakan oleh Ibu Selfi Rawung, S. KM sebagai perwakilan dari DPPPA Surakarta. Talkshow berjalan dengan baik dan menambah pemahaman peserta. Selanjutnya, peserta dibagi menjadi 4 kelompok untuk forum group discussion dan presentasi mengenai kasus-kasus yang belum lama ini terjadi. Setelah FGD, peserta talkshow diminta untuk menulis wish untuk perempuan-perempuan yang ada di dunia pada sticky notes. Sebelum pembacaan wish, peserta dihibur oleh penampilan dari Hillary Kirana. Talkshow ditutup dengan pembacaan wish oleh MC.

Pada hari Minggu, 8 Maret 2020 kami juga mengadakan longmarch di CFD Jalan Slamet Riyadi, tepatnya berawal dari Taman Sriwedari sampai titik akhir di McDonald’s. Longmarch berlangsung ramai dan menarik perhatian warga. Banyak warga yang mendokumentasikan kami dan mengajak kami berfoto Bersama.  Setelah sampai di titik akhir, kami dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk memberikan campaign kepada warga sekitar. Setelah diberikan materi campaign, kami berfoto bersama warga dan meminta tanda tangan warga tersebut.

Diharapkan dari terselenggaranya kegiatan ini, pengetahuan warga mengenai gender-based cyber violence dan cara pencegahan serta penanggulangannya meningkat. Dengan begitu dapat mengurangi angka terjadinya pelecehan seksual baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Error message here!

Back to log-in

Close
Top