GREEN ARMY
SCORP CIMSA UKDW
Sampah merupakan suatu hal yang semakin hari semakin menjadi problematika kehidupan manusia tak terkecuali di Yogyakarta. Sampah sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas. Menurut assessment sekunder berdasarkan data statistik lingkungan hidup DIY tahun 2012, terdapat daerah yang memiliki prevalensi pencemaran yang tinggi yaitu di Kabupaten Sleman. Prevalensi pencemaran ini di data mulai dari pencemaran udara, pencemaran limbah rumah tangga, hingga pencemaran tanah. Maka dari itu, SCORP yang juga berfokus pada environmental sustainability ingin mengadakan suatu community development guna mengurangi pencemaran yang ada di Kabupaten Sleman.
SCORP CIMSA UKDW telah melakukan advokasi kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sleman dan didapatkan hasil bahwa masih banyak permasalahan sampah di Kabupaten Sleman. Hal ini didasarkan banyaknya laporan/ keluh kesah warga Sleman yang ditujukan kepada BLH Sleman sendiri sehingga dirasa perlu adanya penanganan lebih lanjut. BLH Sleman menyambut baik setiap program mengenai penanggulangan sampah yang diinisiasi oleh mahasiswa.
Melalui saran yang diberikan BLH Sleman, SCORP CIMSA UKDW mengunjungi salah satu komunitas pengrosok sampah yang berada di kawasan Jl. Selokan Mataram, Caturtunggal, Seturan, Kota Yogyakarta. Dimana terdapat suatu komunitas pemulung/pengrosok sampah yang tinggal di suatu wilayah dengan luas 800m2 bersamaan dengan pengelolaan sampah di tempat itu juga, memiliki sekitar 10 KK dengan total orang dewasa 24 orang, dan 10 anak-anak. Dapat dikatakan bahwa lingkungan tempat tinggal mereka adalah lingkungan tempat mereka bekerja sehari-hari seperti memilah sampah, mengumpulkan sampah, hingga membakar sampah. Setelah dilakukan observasi lebih lanjut, tempat tinggal para pengrosok belum memiliki sanitasi yang cukup.
Setelah dilakukan asesmen primer menggunakan kuesioner dengan total responden 24 orang, ditemukan beberapa permasalahan yaitu kurangnya intervensi pemerintah ataupun dinas terkait dengan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Para pengrosok sampah selama ini hanya mengumpulkan, memlah, dan apabila sampah tersebut dirasa tidak berguna maka akan langsung dibakar. Pembakaran ini dilakukan hampir setiap hari di dekat tempat tinggal komunitas tersebut, dan dapat dikhawatirkan mengganggu kesehatan akibat pencemaran udara yang ditimbulkan. Dengan hasil yang didapatkan, maka SCORP CIMSA UKDW memberikan pemeriksaan kesehatan gratis dalam rangka bonding kepada komunitas, yang telah dilaksanakan tanggal 14 April 2018. Pemeriksaan ini mencakup cek tekanan darah, dan cek gula darah, serta melakukan edukasi terkait pertanyaan yang dilontarkan.
Pada tanggal 19 Mei 2018, dilakukan intervensi pertama berupa edukasi pengolahan sampah dan edukasi baca-tulis-hitung (calistung) kepada anak-anak. Bersama dengan Bp. Sarimin (memiliki komunitas pengelola sampah menjadi barang kreatif) ibu-ibu disana diajarkan cara membuat lampion dari botol minum bekas yang diharapkan dapat bernilai guna. Serta mengajari anak-anak disana untuk membaca, menulis dan berhitung walau sedikit sulit karena masih anak-anak dan sedikit sulit diatur. Acara ini diakhiri dengan pembagian snack kepada komunitas dalam rangka berbuka bersama. Walaupun intervensi ini banyak kekurangan akan tetapi tetap berjalan dengan lancar.