DIAMOND
(Disaster Management for Special Needs Children)
SCORP CIMSA UGM
Pada hari Jumat, 18 Oktober 2019, SCORP CIMSA UGM melaksanakan intervensi kedua DIAMOND. Intervensi dilaksanakan di SLB B Karnnamanohara, dengan fokus pada kesiapsiagaan bencana kebakaran, badai, dan banjir. Topik-topik tersebut diangkat setelah melihat prevalensi kebencanaan di Yogyakarta. Penyampaian materi kebencanaan ini dilakukan oleh member SCORP CIMSA UGM yang sebelumnya telah mendapatkan training dari Arbeiter-Samariter-Bund, salah satu organisasi tertua di Jerman yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial dan kebencanaan.
Kegiatan intervensi diawali dengan pre-test dalam bentuk pos-pos games dimana setiap anak didampingi satu orang OC untuk mengisi checklist indikator keberhasilan. Melalui metode assesment ini, SCORP CIMSA UGM berharap pretest yang terkesan membosankan dapat menjadi suatu aktivitas yang menarik, interktif, dan mudah dipahami oleh anak-anak SLB B Karnnamanohara. Setelah pre-test, penyampaian materi dilaksanakan melalui story telling interaktif oleh OC, dengan mengaplikasikan modul dari ASB Indonesia. Dalam menyampaikan materi, member SCORP CIMSA dibantu oleh kartu gambar edukatif yang diberikan oleh ASB Indonesia sebagai salah satu bentuk kerja sama. Kartu gambar yang digunakan juga sangat membantu dalam proses pembelajaran untuk siswa-siswi SLB yang sangat bergantung pada indra pengelihatannya dalam memahami pelajaran baru.
Tidak hanya menggunakan kartu saja, SCORP CIMSA UGM juga membawa tablet berukuran besar untuk mencari gambar-gambar dan menulis. Hal ini dilakukan untuk membantu member SCORP yang mengalami kesulitan untuk menggambarkan suatu kejadian atau benda. Tidak hanya membantu member dalam menjelaskan, keberadaan tablet ini pun sangat membantu siswa-siswi SLB dalam mengerti materi yang disamapikan.
Intervensi 2 DIAMOND juga menghadirkan simulasi kebakaran guna meningkatkan pemahaman seperti kata konfusius “ I see, I remember. I do, I understand”. Segala metode edukasi yang dilakukan pun berbuah manis. Berdasarkan hasil assesmen yang telah di validasi oleh RSD Tem CIMSA UGM, Nilai posttest di intervensi pertama meningkat. Berdasarkan data yang dikumpulkan, hampir seluruh soal post-test, sebagian besar kader (>70%) sudah dapat memahami hal yang diajarkan dalam intervensi. Dalam intervensi ini, OC juga melakukan observasi lingkungan sekitar sebagai bentuk persiapan inisiasi sistem evakuasi.
Kegiatan ditutup dengan post-test menggunakan metode yang sama dengan pre-test dan juga penampilan angklung dari anak-anak ASB yang tidak pernah berhenti membuat kami takjub. Kami harap dengan intervensi ini pengetahuan anak-anak kelas 5 SLB B Karnnamanohara mengenai bencana-bencana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka semakin meningkat, serta ketika ada bencana mereka siap untuk bertindak dengan tepat.