Dalam rangka memperingati Breast Cancer Awareness Month pada bulan Oktober, SCORA CIMSA UI turut mengadakan sebuah kegiatan yang berlangsung pada tanggal 18 dan 22 Oktober 2017. Kegiatan Breast Cancer Awareness Month ini terdiri dari dua rangkaian acara utama : kampanye dan pemberian edukasi dengan Project Officer Aurora Zahra Hasibuan dengan wakil Shania Octaviani. Kegiatan ini didasarkan pada tingginya angka kematian akibat kanker payudara dan kondisi masyarakat yang sering mengabaikan deteksi dini penyakit ini. Kampanye pada 18 Oktober 2017 dilakukan melalui media sosial dengan mengajak mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia berfoto menggunakan pamflet bertemakan kanker payudara untuk selanjutnya diunggah ke Instagram. Tidak hanya itu, SCORA CIMSA UI mengajak mahasiswa RIK untuk mengenakan baju berwarna merah muda pada hari tersebut untuk turut meramaikannya. Mahasiswa RIK sangat antusias untuk berpartisipasi dalam kampanye demi menyebarluaskan ajakan kepada masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara.
Selain itu, pada tanggal 22 Oktober 2017 SCORA CIMSA UI mengadakan penyuluhan kepada 50 orang wanita usia produktif di Kampung Lio RW 13, Pancoran Mas, Depok. Acara berlangsung sejak pukul 08.30-11.00 WIB yang diawali dengan sambutan dari LORA CIMSA UI, Amirah Deandra Diba dan dilanjutkan sambutan dari LOCO CIMSA UI, Yoga Arif Syah Hidayat. Para peserta menghadiri lokasi kegiatan tepat waktu dengan bantuan dari ibu-ibu kader RW setempat yang aktif mengarahkan warga untuk berkumpul di Masjid At-Taqwa, Kampung Lio. Pada pukul 09.35, peserta mulai mengerjakan pre-test mengenai materi yang akan diberikan. Materi mengenai kanker payudara dibawakan oleh bidan Dewi Rostianingsih, SST, M.Kes dari tim FCP RSCM FKUI yang meliputi: penjelasan umum, karakteristik, dan faktor risiko kanker payudara, serta metode SADARI dan waktu paling tepat untuk melakukannya. Tidak hanya sekedar menyimak materi yang disampaikan, ibu-ibu Kampung Lio yang menjadi peserta pun aktif bertanya dan membagikan ceritanya mengenai kanker payudara. Dari hasil diskusi tesebut, diketahui bahwa masyarakat cenderung takut mengunjungi dokter dan khawatir perlu melakukan kemoterapi. Pola pikir masyarakat perlu diubah agar tidak ragu untuk segera berkonsultasi kepada dokter jika menemui kelainan pada payudara. Pada akhir penyuluhan, dilakukan penayangan video mengenai metode SADARI agar peserta semakin memahaminya. Setelah pemberian materi berakhir, peserta kembali mengerjakan post-test dan sertifikat diberikan kepada pembicara. Sebelum kegiatan ditutup, panitia berfoto dengan seluruh peserta pada pukul 10.52.
Secara keseluruhan, kegiatan BCAM ini berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Berdasarkan penuturan dari ibu Nurlaela, warga Kampung Lio, acara BCAM ini sudah terlaksana dengan baik namun dirinya merasa bahwa kegiatan pukul 08.30 terlalu pagi untuk kegiatan ini.