ATTENTIVE
SCOPH MSCIA UB
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang masih perlu diwaspadai. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur mengatakan bahwa terdapat lima kabupaten/kota di Jatim yang dinyatakan sebagai kawasan endemik penyakit DBD saat ini yaitu Jombang, Sumenep, Jember, Banyuwangi dan Malang. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Malang, pada tahun 2015 terdapat 298 kasus pasien DBD, pada tahun 2016 Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kota Malang meningkat lima kali lipat yakni mencapai 1268 dalam kurun waktu dua bulan terakhir bahkan ada yang meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2017 terdapat kasus DBD sebanyak 458. Dari data-data yang didapat, SCOPH MSCIA tergerak untuk memberikan kontribusi guna membantu menanggulangi penyakit demam berdarah di Indonesia terutama di daerah Malang yang ditetapkan sebagai salah satu daerah endemik Jawa Timur, sebagai wujud kepedulian kami terhadap mutu dunia kesehatan Indonesia.
ATTENTIVE (Avoid Dengue With Preventive Health Education) merupakan salah satu project DOPH MSCIA UB yang memiliki fokus di Communicable Disease. Pelaksanaan ATTENTIVE telah diselenggarakan dalam 2 rangkaian kegiatan. Rangkaian pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 26 September 2018 yang diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pada rangkaian pertama ini, telah diselenggarakan TOT(training of trainer) Volunteer dimana para Volunteer merupakan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, new member, dan old member MSCIA, sehingga dapat memiliki kesempatan yang sama untuk dapat berperan aktif sebagai volunteer. Pada rangkaian pertama ini semua volunteer diberikan pembekalan ilmu yang nantinya akan diimplementasikan pada saat rangkaian kedua dari project ini. Materi pertama yang diberikan pada pelaksanaan TOT ialah mengenai Komunikasi dan disampaikan oleh dr. Dicky Faizal Irnandi, Sp. And. Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua mengenai Demam Berdarah yang disampaikan oleh dr. Dewi Indiastari, Sp.PD. Kemudian dilanjutkan dengan SWG (Small Working Group) dimana volunteer mendapat materi skill mengenai Pemeriksaan Tanda Vital (Tekanan Darah) dan Tourniquet Test.
Rangkaian kedua Attentive telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Oktober 2017 di desa Bandungrejosari, Malang. Rangkaian kedua ini merupakan Penyuluhan yang dilakukan secara Door To Door kepada masyarakat RW 008 Bandungrejosari dan berhasil mencapai 61 rumah. Dalam rangkaian penyuluhan ini, kami melakukan beberapa wawancara seperti tes lisan yang kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai Demam Berdarah. Untuk wawancara sendiri berupa pre test dan post test. Kemudian pada saat melakukan penyuluhan, kami juga memberikan beberapa pertanyaan mengenai kondisi kamar mandi dan memberikan informasi mengenai beberapa kriteria untuk mencegah DBD, serta morfologi nyamuk Aedes Aegypti agar warga semakin waspada. Pada akhir konseling kami memberikan post test dan dilanjutkan dengan mengecek kamar mandi yang sebelumnya sudah ditanyakan. Kemudian kami juga menjelaskan mengenai 3M dan meminta warga melakukan 3M guna mencegah timbulnya DBD. Kemudian kami melakukan pemeriksaan tanda vital yakni tekanan darah. Kemudian yang terakhir namun tak kalah pentingnya, kami juga memberikan bubuk abate dan sikat kamar mandi kepada semua rumah yang telah kami kunjugi, poster juga kami berikan agar ditempel di rumah sehingga selalu ingat dan kuesioner untuk mengetahui tingkat kebermanfaatan dan kepuasan masyarakat Desa RW 008 Bandungrejosari mengenai project ini. Untuk metode follow up, nantinya kami akan melakukan follow up dua minggu kemudian setelah pelaksanaan ATTENTIVE hari kedua untuk memastikan bahwa warga telah melakukan kegiatan 3M dan tidak melupakan materi yang kami berikan.
Harapan kami dengan terlaksananya project ATTENTIVE dapat memberikan manfaat pengalaman yang tak terlupakan bagi para volunteer. Begitu juga dengan target utama kami, kami berharap masyarakat desa bandungrejosari dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang lingkungan dan menerapkan 3M secara teratur di desa mereka sehingga mereka dapat mengurangi kejadian DBD secara perlahan.