Dapat Berakhir Fatal, Mari Waspadai Wasting pada Anak!

Dapat Berakhir Fatal, Mari Waspadai Wasting pada Anak!

image

Menurut UNICEF, 1 dari 5 kematian anak di bawah 5 tahun disebabkan oleh kondisi wasting parah pada anak. Wasting adalah salah satu kondisi kekurangan gizi pada anak, dimana berat badan anak menurun secara signifikan sehingga total berat badan anak di bawah kurva normal. Singkatnya, berat badan terhitung rendah untuk tinggi anak. Sebenarnya, ada beberapa bentuk lain kekurangan gizi pada anak, mencakup wasting, stunting, kekurangan berat badan, dan defisiensi mikronutrien. Dari ke-4 bentuk kekurangan gizi tersebut, stunting dan wasting menjadi yang paling sering terjadi. Lalu, apakah yang membedakan kedua istilah tersebut?

Jika wasting lebih mengarah terhadap berat badan anak yang menurun signifikan, stunting justru sebaliknya. Stunting sering juga disebut sebagai perawakan pendek, didefinisikan sebagai tinggi badan yang terhitung rendah menurut usia anak atau gangguan pada tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi secara berkepanjangan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Walaupun merupakan bagian dari kekurangan gizi, anak-anak yang mengalami stunting bisa saja terlihat gemuk atau memiliki berat badan yang normal seperti anak pada umumnya, yang membuat anak dengan stunting berbeda adalah perawakannya yang pendek. 

Merujuk data dari Survei Status Gizi Indonesia, didapatkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mencapai angka 21.6% pada tahun 2022 lalu, sedangkan prevalensi balita dengan wasting berada pada angka 7.7%. Angka wasting ini didapatkan naik 0,6% dari tahun sebelumnya. Meskipun prevalensi wasting lebih rendah, tetapi kondisi ini diketahui menjadi salah satu ancaman terbesar dalam kelangsungan hidup anak.

Jika dari definisi, dapat kita ketahui bahwa stunting adalah tinggi badan rendah pada anak karena kondisi kronis, sedangkan wasting lebih mengarah pada berat badan rendah yang terjadi secara akut. Namun, kondisi ini dapat pula terjadi secara bersamaan. Seorang anak yang mengalami kekurangan gizi bisa saja mengalami stunting, wasting, atau bahkan keduanya.

Wasting dapat terjadi karena beberapa hal, salah satu pemicu yang sering menyebabkan wasting adalah anak mengalami diare parah sehingga berat badannya turun secara drastis. Pada kondisi ini, biasanya tinggi badan anak tidak akan terpengaruh. Penyebab lain dari wasting bisa karena kurangnya konsumsi makanan bernutrisi, mengalami penyakit yang berkepanjangan atau penyakit campak dan malaria yang dapat menurunkan kemampuan imunitas anak.

Meskipun berbeda, beberapa penelitian mendapatkan keterhubungan antara wasting dan stunting. Wasting yang berkepanjangan dan parah biasanya dapat mengarah kepada stunting. Dalam bebeberapa penelitian, didapatkan bahwa anak-anak yang mengalami wasting berat dan berkepanjangan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting setelahnya. Hal ini karena kedua kondisi tersebut memiliki beberapa penyabab utama yang sama sehingga saling berhubungan. Selain itu, ternyata berat badan dan jumlah simpanan lemak yang dimiliki anak berperan dalam regulasi massa tulang dan pertumbuhan tinggi pada anak.

Wasting penting untuk segera ditangani dan diidentifikasi. Jika penanganannya terlambat, kondisi wasting dapat berakibat fatal bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian. Ada beberapa tanda-tanda wasting yang dapat diperhatikan untuk membantu mendeteksi kondisi wasting pada anak secara dini. Pada kondisi wasting, penurunan berat badan anak akan terlihat secara jelas dan drastis, menyebabkan fisik anak yang terlihat sangat kurus dengan kulit yang kendur dan tulang yang lebih terlihat. Selain itu, pada anak-anak yang kekurangan gizi, sering pula ditemukan perubahan perilaku, seperti menjadi lebih mudah tersinggung, lebih lamban, dan sering cemas. Anak-anak juga akan lebih mudah lelah dibanding sebelumnya.

Wasting adalah salah satu kondisi berbahaya yang masih menjadi menjadi fokus tanggung jawab untuk kita semua. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, sudah sepatutnya kita ikut berkontribusi dalam mengurangi angka penyakit ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagikan pengetahuan mengenai wasting dan pentingnya konsumsi nutrisi yang sesuai pada anak, khususunya pada 1000 hari pertama. Dengan kerja sama dari berbagai pihak, bersama-sama dapat kita pastikan angka kekurangan gizi, khususnya wasting, pada anak dapat terkontrol.


Artikel ini ditulis oleh:
Dhabitah Zahraa Puteri G.
CIMSA UI



REFERENSI

  1. UNICEF. Child alert: severe wasting [Internet]. New York: UNICEF; 2022 Mei 16 [cited 2023]. Available from: https://www.unicef.org/child-alert/severe-wasting

  2. World Health Organization. Malnutrition [Internet]. Jenewa: WHO; 2023 Jun 23 [cited Jul 2023]. Available from: https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1

  3. Astiyah SC. Stunting vs wasting pada anak [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2022 Okt 13 [cited 2023]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1673/stunting-vs-wasting-pada-anak

  4. Sehat Negeriku. Prevalensi stunting di indonesia turun ke 21,6% dari 24,4% [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2023 Jan 25. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/

  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku hasil survey status gizi indonesia (SSGI) 2022 [internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2022 [cited 2023]. Availbale from: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/attachments/09fb5b8ccfdf088080f2521ff0b4374f.pdf

  6. Briend A, Khara T, Dolan C. Wasting and stunting- similarities and differences: policy and programmatic implications. Food and Nutrition Bulletin. 2015; 36(1): 15-8.

  7.  NHS UK. Symptoms malnutrition [Internet]. United Kingdom: NHS; 2020 Feb 1 [cited 2023]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/malnutrition/symptoms/

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Error message here!

Back to log-in

Close
Top