Apakah Kontrasepsi Sudah Mewujudkan Kesetaraan Gender?

Apakah Kontrasepsi Sudah Mewujudkan Kesetaraan Gender?

image

Pernahkan terpikir di pikiran kalian kalau selama ini jenis-jenis kontrasepsi yang ada di masyarakat atau yang kita pelajari di perkuliahan nyaris semuanya adalah kontrasepsi yang pemakaiannya ada pada di pihak wanita?

Mulai dari kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik, dan implan hingga kontrasepsi non-hormonal seperti IUD. Bahkan, kontrasepsi dengan metode alamiah dan permanen seperti MAL (metode amenorea laktasi),  metode kalender, dan MOW (metode operasi wanita) atau tubektomi pun didominasi oleh pengendalian peran dari pihak wanita. Bisa kita hitung jari, metode kontrasepsi yang sepenuhnya dikendalikan oleh pria. Seperti MOP (metode operasi pria) atau yang kita kenal dengan vasektomi, kondom pria, dan metode coitus interuptus atau senggama terputus. Dari segi jumlah, kontrasepsi sudah sangat tidak ramah dari aspek kesetaraan gender. 

Tidak hanya dari segi pemilihan metode, efek samping yang dirasakan pun juga bisa dibilang sangat merugikan wanita, terutama untuk kontrasepsi hormonal. Seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal memang harus “cocok-cocokan” karena tidak semua jenis kontrasepsi akan cocok dengan tubuh seseorang karena metabolisme dan hormonal setiap orang yang berbeda-beda. Mulai dari gejala ringan seperti sakit kepala, nyeri pada payudara, munculnya jerawat, hingga gejala yang cukup berat sampai timbul peningkatan berat badan. Selain itu, efek yang dapat ditimbulkan dapat berupa perubahan mood dan juga penurunan gairah seksual. Studi juga mengatakan bahwa kontrasepsi hormonal pun juga bisa memicu adanya penyakit sistemik seperti hipertensi dan kelainan koagulasi darah. Bahkan, kontrasepsi non-hormonal, seperti IUD, juga menimbulkan efek samping seperti nyeri berlebih saat menstruasi, sering terjadi spotting, dan siklus menstruasi pun juga menjadi tidak teratur di beberapa orang. 

Kalau kita bandingkan dengan kontrasepsi yang berfokus pada pria, nyaris sangat sedikit efek samping yang ditimbulkan dari vasektomi, kondom pria, dan metode senggama terputus. Efek sampingnya pun juga tidak seserius dan seberbahaya pada wanita, seperti menimbulkan penurunan kemampuan ereksi dan penurunan gairah seksual. 

Kalau digali lebih dalam, permasalah kesetaraan gender dan kontrasepsi tidak hanya sampai pada masalah jenis dan efek samping, tetapi lebih dari itu. Dalam praktiknya, seorang wanita yang mau menggunakan kontrasepsi pun tidak memiliki hak penuh akan dirinya. Contohnya pada pemasangan IUD. Di Indonesia, seseorang harus sudah menikah dan mendapatkan persetujuan dari sang suami untuk bisa memasang IUD di layanan kesehatan. Sama halnya dengan metode MOW atau tubektomi atau juga dikenal dengan istilah steril pada wanita. Seorang wanita harus sudah menikah dan beberapa fasilitas kesehatan pun mensyaratkan wanita tersebut sudah memiliki anak lebih dari 1 serta harus ada persetujuan dari pihak suami.  

Sebenarnya, mengapa sejauh ini kontrasepsi masih didominasi dari kontrasepsi yang dipakai oleh wanita? Salah satu jawabannya adalah karena budaya dan sosiokultural yang sudah melekat pada masyarakat, salah satunya adalah budaya patriarki dari jaman dahulu. Tapi berdasarkan ilmu pengetahuan dan riset, ada beberapa alasan—alasan lain yang menyebabkan hal ini terjadi. Efek samping yang terjadi pada kontrasepsi pria bisa dikatakan cukup tinggi ketimbang efek samping pada kontrasepsi wanita. Salah satu alasan lain adalah setiap hari seorang pria akan memproduksi jumlah sel sperma yang sangat banyak sehingga sulit untuk benar-benar bisa menghalau jutaan sel ini untuk tidak bertemu dengan sel telur saat coitus

Tetapi tahukah kamu, bahwa sekarang terdapat beberapa metode kontrasepsi baru yang sedang masih dalam tahap penelitian yang berfokus pada pria? 

  1. Gel Pria
    Penelitian yang dilakukan mulai tahun 2019 ini sedang melakukan uji coba keefektivitasan gel pria sebagai salah satu metode kontrasepsi hormonal. Gel ini akan di oleskan di bahu dan dada pria setiap harinya. Nantinya gel yang mengandung hormon progesteron dan testosteron ini akan diserap oleh kulit dan dialirkan melalui aliran darah. 

  2. Pil Pria
    Sama hal nya dengan pil pada wanita, pil ini juga mengandung hormon. Pada pil pria ini, hormon yang terkandung di dalamnya akan menurunkan produksi sperma dengan kombinasi progesteron dan testosteron. Namun, efek samping yang ditimbulkan salah satunya adalah disfungsi ereksi. Peneliti merasa kontrasepsi ini menjadi tidak terlalu bermanfaat karena sang pria menjadi tidak bisa melakukan hubungan seksual.

  3. Suntik Pria
    Suntik ini juga tidak jauh beda dengan kontrasepsi suntik pada wanita karena mengandung hormon yang bertujuan untuk menurunkan produksi sperma. Namun, sama hal nya dengan pil pria, efek samping yang dihasilkan juga sangat tinggi, bahkan sampai efek sistemik seperti rasa ingin pingsan.

  4. RISUG
    Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance atau RISUG adalah salah satu metode kontrasepsi nonhormonal yang sedang dikembangkan dan diteliti. Pada metode ini, akan disuntikkan zat kimia non toksik pada vas deferens pria. Tujuannya, zat ini diharapkan dapat membunuh sel sperma. Metode ini dianggap cukup baik karena apabila ingin kembali subur, waktu pulihnya tergolong cepat dengan memberhentikan suntikan.

  5. IVD
    Intra Vas Device atau IVD juga merupakan metode non hormonal lain yang juga cara kerja nya mirip dengan RISUG. Akan tetapi, pada IVD ini tidak ada zat kimia namun menggunakan barier mekanik berbentuk plug yang dimasukkan di dalam vas deferens. Tujuannya juga serupa, yaitu menghalau laju sperma keluar saat ejakulasi. 

Walaupun sampai sekarang belum ada satupun dari lima kontrasepsi diatas yang benar-benar terbukti efektif, minim efek samping, pemakaiannya mudah, tahan lama, dan terjangkau, tapi kita semua terus berharap agar penelitian terkait kontrasepsi pria ini bisa terus berjalan untuk dunia yang lebih inklusi dan ramah gender, yaitu mulai dari aspek kontrasepsi!

Ditulis oleh: 
Ruben Sebastian Soetopo

[Referensi]
- Contraception: Hormonal contraceptives - informedhealth.org - NCBI ... Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441576/ (Accessed: 09 September 2023). 
- What are the side effects of iuds?, Planned Parenthood. Available at: https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/iud/iud-side-effects (Accessed: 09 September 2023). 
- Male Birth Control | LloydsPharmacy Online Doctor UK. Available at: https://onlinedoctor.lloydspharmacy.com/uk/contraception-advice/male-birth-control (Accessed: 09 September 2023).

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Error message here!

Back to log-in

Close
Top